Wisdoms.id Jakarta- Ady Putra Cesario lahir dan besar di Kota Semarang, tepatnya di Jalan Nakulo, dekat dengan Kampus Udinus dan Lawang Sewu. Namun, sejak kecil, ia terbiasa berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti dinas kerja orang tuanya.
Semarang pada masa kecilnya terasa lebih sejuk dibandingkan sekarang, dengan embun pagi yang masih sering terlihat. Salah satu kenangan yang paling membekas dalam ingatannya adalah penjual nasi liwet yang menjajakan dagangannya dengan cara dipikul.
Uniknya, si penjual memotong telur bukan dengan pisau, melainkan dengan benang jahit, sebuah detail kecil yang tetap melekat dalam memorinya.
Meskipun tinggal di pusat kota, lingkungan tempat tinggalnya kala itu tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Warga masih ramah dan kegiatan kerja bakti rutin diadakan.
Kini, Ady telah menetap di Purworejo bersama keluarganya. Ia merasa nyaman tinggal di kota yang sering disebut sebagai “kota pensiun” ini. Baginya, Purworejo memiliki suasana yang mengingatkannya pada kampung halamannya. Di sini, ia semakin mencintai produk lokal dan menikmati hidup dengan lebih santai.
Sebagai seorang pengacara, Ady menangani berbagai perkara, baik pidana maupun perdata. Ia juga dipercaya sebagai corporate lawyer di beberapa perusahaan.
Namun, di luar kesibukannya di dunia hukum, ia memiliki hobi yang unik. Ia pernah terlibat dalam beberapa proyek film dan desain, sebuah pengalaman yang jauh dari profesinya sebagai pengacara. Baginya, berkecimpung di dunia kreatif adalah bentuk ekspresi yang memberikan kebahagiaan dan kesenangan tersendiri, meskipun tidak selalu sempurna.
Menariknya, kebiasaan dan pola pikir kreatif yang ia dapatkan dari dunia seni sering kali ia terapkan dalam pekerjaannya sebagai pengacara. Ia menemukan bahwa ide-ide kreatif yang out of the box bisa menjadi solusi dalam penyelesaian perkara hukum.
Dengan sedikit modifikasi, pemikiran yang tidak biasa ternyata bisa membantu dalam menemukan kesepakatan konsensus atau solusi damai bagi kliennya. Ia merasa bersyukur karena Tuhan dan semesta selalu mendukung jalannya.
Berbeda dengan industri kreatif yang fun dan tanpa tekanan, dunia hukum penuh dengan tekanan, intimidasi, serta tanggung jawab besar. Ada nasib seseorang yang bergantung pada setiap penyelesaian perkara.
Namun, bagi Ady, kepuasan terbesar adalah ketika ia berhasil menyelesaikan masalah kliennya. Ia selalu berpegang pada keyakinan sederhana: “Ada hitam, ada putih. Ada baik, ada buruk. Dan setiap masalah pasti ada solusinya.” Dengan prinsip ini, ia telah menyelesaikan ratusan perkara dengan penuh dedikasi.
Sebagai penutup, Ady menyampaikan pesan berharga bagi siapa saja yang membaca kisahnya:
“Jadilah sosok yang positif. Miliki etika dan sikap yang baik, jangan tinggalkan adat ketimuran yang menjunjung tinggi sopan santun. Percayalah pada keagungan Tuhan. Jika Tuhan memberi umat-Nya masalah, itulah cara-Nya untuk mendewasakan kita.”
Bagi yang ingin mengikuti perjalanan dan pemikirannya lebih jauh, bisa mengunjungi akun Instagram pribadinya di @cesar_lawyer.
