Home Dedication Tasyakuran Komunitas Kemisan: Meraba Doa Adi Nugroho Untuk Dunia Musik Indonesia!

Tasyakuran Komunitas Kemisan: Meraba Doa Adi Nugroho Untuk Dunia Musik Indonesia!

17
0

Wisdoms.Bogor- Sore tadi, sekiranya pukul lima sore, Bapak demikian kita semua memanggil, meskipun dia bukan orang tua secara genetik, tetapi kita sekampung dan dia di tuakan.

Beliau mengabarkan baru saja ada acara silaturahmi komunitasnya di Resto Sunda Nusa Sari Cikereteg Bogor dan pesta durian bersama di kebun milik Bapak Teguh, di Cikidang Sukabumi.

Salah satu inti atau tema besar silaturahmi dari para lansia  yang sudah   mentas dengan kehidupan dan pencapaian penuh ambisi-ambisi keduniaannya ini, salah satunya adalah ucapan terima kasih dan mengucapkan selamat kepada salah satu Inisiator Komunitas Kemisan, yakni Adi Nugroho atas diperolehnya Lifetime Achievement Award 2023.

Setahu saya, Bapak Waluyo Sukadiman yang juga kawan akrab, sahabat sejati mungkin ya dari Adi Nugroho, dan mereka semua seusia, bahkan Adi Nugroho dkk sendiri yang mensyaratkan jika ingin bergabung di Komunitas Kemisan ini usianya harus minimal enam puluh tahun. Lebih, lebih bagus lagi.

Keduanya mempunyai visi hidup, kehidupan manajerial yang baik dan frekuensi atau jiwa seni yang sama-sama kuat. Saya menduga, selain dari kebiasaan juga mungkin keturunannya adalah seorang minimal yang suka juga dengan kesenian, budaya dan sejenisnya.

Bapak Waluyo Sukadiman, yang di masa mudanya menuntaskan karir dan saban hari berkecimpung dengan kesenian. Karena beliau masuk di jajaran manajemen Ancol. Di sana ada Pasar Seni Ancol, belum ada interaksi yang intens dengan Komunitas seni Sanggar Bambu, pelukis Hendra Gunawan dan pelukis lainnnya, serta kini beliau juga membuka dua resto yang bernuansa etnik khas Yogyakarta: Omah Anglo Bekasi dan Kelapa Gading.

Sedang Adi Nugroho sendiri?

Lima puluh tahun lebih di dunia industri musik nusantara. Nama Adi Nugroho pasti sudah mendapat tempat dan familiar bagi orang-orang dan kalangan musisi kelahiran tahun 1950an ke atas.

Hampir semua lagu dan artis yang merajai radio-radio pada tahun 80an awal, kaset dihasilkan dari perusahaan rekaman miliknya. Sebut saja ada: Deddy Dukun, Oddie Agam, Tika Busono, Candra Darusman, Januari Christie, Louis Hutaruruk dan banyak artis lainnya.

Atau jika tahun 2000 ke sini, mendengar nama besar Trinity Optima dan nama-nama besar musisinya seperti Rossa, Ungu, Setia Band, Maudy Ayunda, lalu membaca siapa di belakang layarnya juga tidak ada alasan untuk tidak mengetahui sosok ini.

Adi Nugroho tampak pintar dan cakap memaksimalkan dalam bakat yang diberikan Tuhan. Meracik antara hobi, kebiasaan sekaligus pandai membaca peluang menjadi satu dalam wujud dedikasi yang paten.

Tentunya dalam memberikan satu gebrakan dan revolusi di dunia musik pada zamannya. Sosok Klanis atau penggemar KLA Project Yogyakarta ini bisa disebut sahih dan sempurna untuk menjadi teladan kita semua.

Bolehlah jika kita sebagai orang beriman, beliau disebut seorang penata layan. Atau dalam ( 1 Petrus 4: 10-11 ) berbunyi “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.”

Tak ketinggalan dalam umat Islam sebagai mayoritas penduduk negeri ini kita mengenal dengan sebuah ordo atau tarikat bernama Chistiyyah dari India atau ada juga Maulawiyah dari Konya Turki, atau At Taibia dari Maroko dan masih banyak lainnya, yang menyebutkan bagaimana intim dan melarutnya antara dunia musik dan jiwa lembut kita sebagai insan.

Juga secara rumpun besar dunia sufistik sangat erat dengan musik, tari dan sastrawi. Sedang relevansi antara musik dan Tuhan, diraba lewat gerakan ekstatik dari tubuh yang diakui sebagai ekspresi emosi spontan yang disebabkan oleh pengalaman Ilahi, dan gerakan kepala dan lengan, terkadang dikombinasikan dengan langkah sederhana, menjadi dimasukkan ke dalam ritual sufi ini.

*** *** ***

Adi Nugroho menurunkan penata jiwa layan dan passionnya ini kepada anak lelakinya. Legenda dan fenomena Pro Sound era dia, kini sudah berhasil mendarat dan suksesi tampak gemilang di tangan Yonathan Nugroho.

Adi, dan Yonathan dilengkapi dengan dua sahabatnya Handy Santoso serta Effendy Widjaja sukses dengan senjata pamungkas bernama Trinity Optima Production di tahun 2003. Tepatnya, 30 tahun saat Adi Nugroho menyanyikan Ayah menahkodai Pro Sound atau Dian Records di medio tahun 1973an.

Lebih dari lima puluh tahun sudah dilakukan. Kini Adi Nugroho tampak menikmati waktu berkumpul dan beranjangsana dengan karib yang senada jiwa dan batin di forum Kemisan.

“ Saya hanya ingin menyampaikan harapan agar musik Indonesia semakin digemari oleh pendengar musik, bukan hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia.

Saya juga mempunyai mimpi besar, ingin agar seluruh musik Indonesia bisa diabadikan dalam era digital, sehingga bisa dinikmati di seluruh dunia. Nugroho. Ini impian saya. Semoga bisa terwujud.”

Demikian doa dan pengharapan dari Maestro Abadi industri musik Indonesia ini saat menerima Anugerah beberapa malam itu.

Jika sekilas dirunut ke sejarah awal dunia industri rekaman kita, mengutip pendapat Denny Sakrie, di tahun 1950 sebagai lokomotifnya, dan di tahun 1903 sampai 1917 sebagai cikal bakalnya.

Adi Nugroho sambil menikmati durian sahabatnya Pak Teguh, dan menu makanan Sunda di Cikereteg juga semakin optimis dan berseri bersama kawan-kawan di Komunitas Kemisan, apalagi dengan daya jelajah dan talenta memimpin sang putra, Yonathan yang lewat Trinity Optima berhasil ber-ekspansi dan bermisi seperti untuk menciptakan artis-artis atau musisi digital masa depan yang handal, membuat ekosistem yang berdaya dan mampu beradaptasi dengan tantangan zaman.

“Yuk photo-photo dulu sebelum balik Jakarta..” ajak Adi Nugroho ke sahabat-sahabatnya.

Adi Nugroho tampak menutup pertemuan Komunitas Kemisan hari itu, dan berfoto bersama kawan-kawan karibnya dan tentu saya juga menyudahi catatan ringan kali ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here